Kimeng
Tentang Pohon Kimeng
Kimeng (Ficus microcarpa) menjadi salah satu andalan para pecinta bonsai untuk menghasilkan bonsai-bonsai berkualitas. Di pameran nasional bonsai yang diadakan oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Bantul di Yogyakarta pada 7 sampai 14 Maret 2021, salah satu bonsai termahal yang dipamerkan adalah bonsai dari pohon kimeng dengan harga mencapai Rp 2 miliar.
Sobat jogjabotani, di luar negeri, pohon kimeng memiliki banyak nama lain seperti chinese banyan, malayan banyan, indian laurel, curtain fig, dan gajamaru. Pohon kimeng pertama kali dideskripsikan pada 1782 oleh Carl Linnaeus the Younger. Pada 1965, EJH Corner memberi nama baru untuk penyebutan pohon hill’s weeping fig, yakni Ficus microcarpa var. hilli sebagai varietas Ficus microcarpa.
Spesies kimeng terbesar yang tercatat saat ini berada di Kebun Raya Menehune di Kauai, Hawai dengan nama Auntie Sarah’s Banyan, sesuai dengan nama orang yang merawat pohon tersebut. Mengutip The Garden Island, Sobat jogjabotani, pohon tersebut ditanam pada 1895 oleh George Norton Wilcox, pendiri Grove Farm Co., salah satu perkebunan terbesar di Kauai.
Kimeng merupakan salah satu keluarga Ficus dan masih menjadi keluarga ara Moraceae. Tanaman ini berasal dari China, sebelum akhirnya menyebar luas ke kawasan Asia tropis hingga Australia.
Habitat
kimeng merupakan tanaman yang mudah hidup dan beradaptasi. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari penuh seperti di habitat aslinya.
untuk media sebaiknya sobat menggunakan media yang poros, mengingat tanaman ini tidak suka dengan air yang tersimpan terlalu lama di media, kelembaban media yang terlalu lama bisa menyebabkan tanaman ini busuk akar. jadi sebaiknya hindari media yang beresiko menyimpan air.
meskipun begitu ada dari pebonsai yang menanam kimeng disamping air mengalir untuk merangsang pertumbuhan akar gantung, akar gantung yang tumbuh jika diberi kelembaban bisa terus tumbuh dengan baik.
Karakter
Pohon kimeng sangat sesuai untuk dibonsai karena tekstur batang yang unik sebagai ciri khas ficus dan didukung perakaran yang baik. Para pebonsai biasanya menggabungkan kimeng dengan batu (on the rock) karena tanaman ini mudah menumbuhkan akar.
selain itu ficus juga memiliki kelebihan mudah untuk dimodifikasi, ini merupakan salah satu nilai lebih dari keluarga ficus. biasanya untuk batang yang kurang proporsional pebonsai menempel dengan tanaman kimeng lain, atau bisa juga untuk membuar ranting menggunakan cara ini.
dari segi daun kimeng memiliki tekstur daun yang mengkilap dan bisa sangat rapat dan mengecil,
MENGEMBANGKAN KIMENG
pohon kimeng tergolong sangat mudah untuk dikembangbiakan ya sobat kumpul bonsai
Mencangkok kimeng tidaklah sulit, bisa seperti mencangkok tanaman
lain pada umumnya,atau cukup digurat pada batang kemudian bekas guratan ditempel sabut kelapa dan diikat, sabut kelapa berfungsi menyimpan air,Sobat jogjabotani, beberapa pebonsai memilih menggantinya dengan spon yang fungsinga kurang lebih sama, ada juga yang menggunakan teknik cangkok dengan media air secara langsung, caranya dengan membelah batang kimeng kemudian sebagian batang dimasukkan kedalam air yang dibungkus plastik atau gelas air mineral kemudian diikat.
untuk setek pun sangat mudah, tinggal sediakan media tanam ( biasanya memakai arang sekam dan sedikit pasir). aduk campuran media, kemudian pilih batang kimeng(pilih batang yang subur agar persediaan kambiumnya banyak) setelah itu tinggal tancapkan ke media kemudian disiram air. taruh di tempat teduh atau tutup dengan plastik bening jika perlu.
Dalam 1-3minggu batang stek akan keluar tunas.
sangatlah mudah bahkan di musim panas sekalipun.bisa dicoba
Note: hindari pruning saat kondisi pohon sedang tidak sehat, dalam beberapa kasus kimeng yang belum sehat(bahan) pruning bisa mengakibatkan akar gagal bekerja dan terjadi pembusukan akar, pruning hanya pohon yang sehat atau pohon yang sudah benar-benar mapan.😊👌
salam budidaya,
Baca juga:
Tentang Bonsai Kimeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mari berkomentar dengan bijak dan sopan :)
salam penghijauan, salam budidaya