POHON SANCANG
Sancang merupakan tanaman yang hidup di daerah yang “basah”/ banyak air. Tanaman ini biasanya tumbuh di daerah irigasi persawahan. Tanaman ini harus tersinari matahari penuh atau minimal dari pagi sampai siang atau kira-kira 7-8 jam. Lebih bagus lagi jika tersinari matahari dari pagi sampai sore seperti di habitat aslinya.
Pohon sancang sangat sesuai untuk dibonsai karena tekstur batang yang unik dan didukung perakaran yang baik. Para pebonsai biasanya menggabungkan sancang dengan batu (akar mencengkram batu), biasanya pohon dari awal penanaman sudah ditanam dibatu, jadi akarnya bisa mengikuti alur bentuk batu yang dipakai
atau ada yang membentuknya dengan liukan ekstrim, liukan ekstrim pada sancang tidak bisa dihasilkan dengan mudah, mengingat batangnya yang keras dan rawan patah kita harus membentuknya sedari kecil, namun keunggulan dari pohon sancang adalah batang tetap aktif membesar sempurna saat sudah dibentuk meliuk-liuk dengan kawat dengan catatan media bagus dan nutrisi tercukupi
Sobat jogjabotani, banyak pebonsai Indonesia menggabungkan Sancang dengan tanaman Wahong yang asli dari Indonesia, biasanya dengan cara sambung sisip atau okulasi. alasannya adalah tanaman wahong ukuran besar dan berkarakter masih banyak dijumpai dihutan-hutan indonesia. jadi bisa jadi referensi buat sobat jogjabotani yang hobby mengkoleksi ukuran xl bisa mencoba cara ini.
Kelemahan tanaman wahong sendiri terletak pada daunnya yang sulit mengecil, berbeda dengan sancang.
Sancang memiliki kayu dengan warna yang estetik dan berkarakter bagus, namun untuk meliukkan batang sancang harus sedari kecil mengingat batang pohon ini cepat sekali menjadi keras dan mudah patah. para pebonsai biasanya membentuk pohon ini sejak seukuran lidi,
Selain dari segi kayu batang, daun sancang juga sangat sesuai untuk bonsai karena bisa menjadi sangat kecil dan rapat saat dibonsai. Tidak heran, banyak sekali bonsai ukuran mame/shohin memakai tanaman jenis sancang.
Video program awal akar sancang:
Contoh foto-foto daun sancang sebelum dan sesudah mengecil
Nomor 1 adalah daun sancang yang liar di habitatnya. Sangat lebar, bahkan bisa lebih lebar lagi.
Nomor
2 adalah daun sancang yang ditanam di pot dan mulai mengecil.
Nomor urut berikutnya adalah daun sancang yang mengecil dengan sendirinya karena sering dipruning (cukur). Bisa sangat kecil, daun sancang bisa sangat kecil hingga kira-kira seukuran biji bunga matahari. bahkan bisa lebih kecil lagi.
Ukuran daun sancang terkecil JOGJABOTANI.BLOGSPOT.COM |
Dari segi ketahanan terhadap hama, Pohon sancang tergolong rawan terserang kutu putih oleh sebab itu pemilik sebaiknya selalu sediakan obat anti hama. cek secara berkala pada batang, daun, atau kadang kutu putih menyerang sampai akar yang tidak tertutup tanah, tergolong berbahaya jika tidak tertangani.
untuk membasminya bisa dengan menyemprot menggunakan obat anti hama dan membersihkannya dengan sikat gigi.
MENGEMBANGKAN SANCANG
pohon sancang tergolong sangat mudah untuk dikembangbiakan
begitu pula dengan stek, pohon ini bisa dibilang sangat mudah,Sobat jogja botani tinggal sediakan media tanam ( biasanya memakai kokofit, arang sekam, tanah, dan sedikit pasir). aduk campuran media, kemudian pilih batang sancang(pilih batang yang subur agar persediaan kambiumnya banyak) setelah itu tinggal tancapkan ke media kemudian disiram air. taruh di tempat teduh atau tutup dengan plastik bening jika cuaca terlalu panas.
Dalam 1-3minggu batang stek akan keluar tunas.
sangat mudah dilakukan bahkan di musim panas sekalipun.bisa dicoba
Semoga Bermanfaat, Salam Budidaya
Baca juga:
Tentang Bonsai Kimeng