Sabtu, 16 Oktober 2021

Pohon Waru (Hibiscus)

 

Pohon Waru (Hibiscus)



Terdapat beberapa jenis pohon waru yang tumbuh  liar di berbagai tempat di negara kita,diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Hibiscus similis Bl. (waru gunung atau waru gombong) memiliki bentuk pohon, daun, bunga dan buah yang serupa dengan Hibiscus tiliaceus, dengan hanya sedikit perbedaan. Di antaranya, dengan kelenjar tulang daun yang lebih jauh dari pangkal; tangkai bunga yang sedikit lebih pendek; daun kelopak yang hanya melekat setengah jalan; dan biji yang berambut kasar.
  2. Hibiscus macrophyllus Roxb. (tisuk atau waru lanang) memiliki bentuk pohon yang kurus tinggi, terutama ketika muda; berdaun jauh lebih lebar; dengan daun penumpu yang panjang
  3. Thespesia populnea Soland. juga disebut waru laut atau waru lot; memiliki daun seperti kulit yang tidak berbulu, melainkan bersisik coklat rapat, tampak jelas pada daun yang muda. Bunga serupa dengan bunga waru, namun tangkai putiknya tidak berbagi di ujungnya..
  4. Hibiscus mutabilis L. disebut juga waru landak. Berukuran daun lebih kecil, 5-8 cm. Bunganya keluar dari ketiak daun dan berkumpul di ujung tangkai. Pada pagi hari, bunganya putih dan berbentuk dadu, dan di sore hari layu menjadi merah. Lendir daun digunakan untuk melunakkan bisul yang keras

 Adapun masih banyak jenis pohon waru yang sudah dikembangbiakkan di Indonesia,khususnya untuk tanaman hias terdapat berbagai jenis pohon waru,termasuk waru variegata.Berikut adalah beberapa contoh model bonsai dari material pohon waru yang mungkin bisa kita jadikan refferens




Pada umumnya tanaman ini dikenal sebagai pohon peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai. Walaupun tajuknya tidak terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Waru mudah diperbanyak dengan stek. Namun, lebih bagus tumbuhan ini diperbanyak dengan biji agar menghasilkan akar yang lebih sehat.

Banyak para pemula dalam bonsai yang menganggap bahan waru lokal atau jawa tidak bagus. Anggapan tersebut dikarenakan seringnya melihat pohon waru perindang dipinggir jalan dengan ukuran daun yang besar sehingga menganggap waru tidak bagus dijadikan bonsai. Sebenarnya kalau tau tehniknya pohon waru dijadikan bahan bonsai bisa sangat istimewa dengan batang berkarakter tua dan perakaran yang bagus.


 

Pembentukan waru relatif mudah, pohon ini bertumbuh dengan cepat serta sangat tahan terhadap perlakuan keras menjadi poin plus untuk membuat pohon ini menjadi bonsai berkualitas. sobat jogjabotani, meskipun pohon waru lokal / waru jawa ini tumbuh liar dengan harga bibit yang sangat murah bahkan gratis dengan mencari sendiri dipinggir jalan, namun keindahannya tidak kalah dengan bonsai jenis pohon lain.





Kita bisa mulai menanam dan membuat bonsai waru lokal / bonsai waru jawa dengan cara stek batang, cangkok ataupun pendongkelan dari alam.

 

baca juga: Tips Merawat Bonsai Anting Putri

 

Cara Mengecilkan Daun Bonsai Waru Lokal

Sebenarnya untuk mengecilkan daun waru adalah mudah sama dengan teknik mengecilkan daun bonsai bahan pohon lainnya. Prinsipnya dengan banyaknya ranting tumbuh maka otomatis daun waru akan mengecil. Jadi ketika menghendaki daun berukuran kecil sebaiknya program perantingan dan pruning rutin juga diperhatikan. Selain cara memperbanyak perantingan, pengerdilan daun juga bisa dilakukan dengan cara memindah bonsai ke media pot yang berukuran lebih kecil dan pemanasan sinar matahari penuh.



Penggunaan media pot yang berukuran kecil akan membuat ukuran daun tumbuh berukuran mengecil. Hal ini dikarenakan akar waru yang sudah banyak memenuhi pot akan mengurangi pula kita penggunaan media tanah. Dari terbatasnya media tanah, jumlah unsur hara yang diserap dari media tanah akan sedikit pula, padahal akan dibagi ke banyak ranting. Cara tersebut efektif untuk mengerdilkan daun bonsai waru lokal atau bonsai waru jawa.

bagi sobat jogjabotani yang masih dalam proses awal pembentukan karakter batang bonsai atau pembentukan karakter akar, pengecilan daun ini tidak disarankan. Ukuran daun yang kecil ini memperlambat juga pembesaran ranting dan akar. Jadi kalau daun sudah berukuran kecil dengan media pot yang kecil pula akan sulit membentuk besar batang, percabangan dan akar. Pengerdilan daun ini dilakukan ketika semua tahap pembentukan karakter batang akar dan ranting sudah tercapai.

Program Waru

Perlu diketahui pohon waru tidak seperti kimeng yang cepat pulih apabila dilakukan pecah batang. Waru sedikit proses dan butuh pengontrolan agar batang waru tidak terendam media tanah. Bersihkan selalu tanah yang mengenai bekas luka akibat pecah batang agar kambium pohon tidak membusuk. Agar luka bekas pecah batang cepat pulih, kita bisa selimuti bekas luka tersebut dengan kain agar lembab. Dengan kondidi lembab, luka kambium bisa cepat menutup.

 

Pemangkasan akar pohon waru dilakukan lebih sering dari pohon pada umumnya, mengingat pohon ini memiliki akar yang cepat sekali tumbuh,

 

Habitat Dan Media Tanam

Pohon waru biasanya tumbuh subur disamping parit atau sungai dengan sinar matahari sepanjang hari, Untuk media Pohon waru tidak terlalu sulit, bahkan tanah murni dicampur pupuk untuk pohon ini juga sudah bagus, biasanya para pebonsai menggunakan tanah dicampur pasir malang atau sekam(bisa ditambah cocopead). untuk pupuk juga pohon waru tergolong mudah beradaptasi.

 

 

 

 Baca juga:

Tips Trick Bonsai Asem Jawa

Membuat Bonsai Sancang

Bonsai Hokianti

Anting Putri

Jenis-jenis Beringin (ficus)

Tentang Bonsai Kimeng

 

Langkah Mudah Membuat Bonsai

Tentang Bonsai Cemara Udang

Jenis Pohon Cemara

Bonsai Boxus

Cangkok Akar Bonsai

Membuat Bonsai Kawista

Klasifikasi Bonsai Waru

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mari berkomentar dengan bijak dan sopan :)
salam penghijauan, salam budidaya