Senin, 15 November 2021

Mengenal Istilah Bonsai Dan Sejarah Bonsai

 


Sobat jogja botani,lstilah Bonsai merujuk pada bahasa
Jepang, bonsai berasal dari kata bon yang berarti pot, 
dan sai yang berarti tanaman.
Dengan demikian bonsai bisa diartikan sebagai 
tanaman yang ditanam di dalam pot. Namun 
tidak cukup hanya ditanam didalam pot, ada 
kriteria khusus untuk tanaman bisa disebut
bonsai, jika ada tanaman atau pohon yang 
ditanam di pot, tetapi tidak memiliki kriteria
bonsai maka tidak bisa disebut dengan bonsai.
 
Setiap jenis tanaman memiliki batasan kerdil yang
berbeda-beda. Bisa saja tanaman yang tingginya 
1 meter dikategorikan kerdil, dan yang tìngginya
Hanya 0,5 meter tidak masuk dalam kategori 
kerdil. Jadi, kerdil dalam seni bonsai adalah
tanaman yang memiliki penampilan lebih mungil
daripada tanaman aslinya. Karena ¡tu, tanaman
herba atau semak meskipun tinggina kurang dari
1 meter tidak bisa dikategorikan kerdil.

Pasalnya di habitat aslinya memang tingginya hanya
sekitar 1 meter.

Budidaya tanaman bonsai dapat melambangkan kesabaran
dan tingginya tingkat kreativitas si pemilik, budidaya
bonsai membutuhkan kreativitas, kesabaran, 
ketekunan dan kecintaan pembuatannya terhadap
tanaman sebagai landasan utama dalam pembuatan
dan perawatan bonsai.
sobat jogjabotani, bertanam bonsai dapat
menciptakan kepuasan tersendiri saat mereka
berhasil menciptakan bentuk yang unik pada
bonsai kebanggaan mereka dan banyak menjadikannya
sebagai salah satu koleksi untuk menghias rumah.
Masyarakat yang melirik bonsai masih terbilang sedikit, hal ini di-
karenakan kurangnya pengetahuan yang mereka miliki tentang
teknik dan cara dalam membudidayakan tanaman bonsai
tersebut. Padahal mau usaha dan niat belajar, kreasi bentuk
tanaman bonsai bisa dibentuk sesuai, tentu saja ¡ni dapat
memberikan kepuasan tersendiri. Selain ¡tu, Jika berhasil mem
budidayakannya, pundi-pundi uang pun bakal mengalir deras
karena harga bonsai sangat tinggi.
 

Meskipun kata bonsai adalah dan bahasa Jepang, namun
ternyata negeri Tiongkok (Cina) yang memelopori kesenjan
bonsai ini. Senì bonsai pertama kali muncul di Cina pada masa

pemerintahan dinasti Tsin (265 420). Seni mengerdilkan
tanaman ¡ni pun semakin banyak pada masa dinasti Tang (618—907). 
Lukísan-Iukìsan yang dibuat pada zaman dinasti
Tang adalah salah satu bukti historis mengenal sejarah bonsai.
 
Masyarakat Cina tidak mengenal nama bonsai kala itu, sobat jogja botani, kala itu
seni pemangkasan tanaman blasa disebut penjing o dan seni
ini sangat digemari oleh para pejabat kerajaan. Kemudian,
perkembangan dan penjing dilakukan oleh para biksu yang
beragama Tao di mana tanaman ini merepresentasikan salah
satu pokok ajarannya yaitu tentang tercíptanya keseimbangan
serta keharmonisan manusia dengan alamnya.
 
Pada masa pemerintahan dinasti Yuan (1280 - 1368) banyak pejabat, 
pelajar, maupun pedagang yang berasal dari
Jepang membawa seni bonsai tersebut ke negerinya hingga
berkembang dengan pesat yang dibuktikan dalam lukisan
lukisan yang dibuat oleh Takakane Takashina sekitartahun 1309.

Istilah bonsai di Jepang muncul pada pemerintahan Kamakura (1192—1333)
yang dicatat dalam Kasuga Srhire. Kata bonsai berarti tanaman dalam
pot dangkal. Pada masa yang sama, sebuah ilustrasi tentang bonsai
muncul dalam gambar yang terkenal milik seorang pendeta bernama Honen. 
Ilustrasi itu memperlihatkan pohon-pohon dalam bentuk alami yang
ditanam dalam wadah kecil (seperti baskom) yang diperagakan
di atas sebuah papan. Ilustrasi ini menggambarkan bahwa seni
bonsai ditujukan untuk kepuasan penggemarnya. Ilustrasi yang
muncul pada masa pemerintahan Kamakura tersebut sebenarnya 
menggambarkan suatu kehidupan pada masa pemerintahan Heian (794 — 1191)
yang menunjukkan bonsai sudah ada sejak dahulu kala.
 
Berbagai tulisan yang ada sejak masa Kamakura menyebut
kan bahwa, pohon-pohon dikumpulkan dan berbagal lokasi
seperti pegunungan dan ladang alu dikerdilkan dan ditanam
di dalam pot. Satu pekerjaan yang terkenal yang dinamakan
Hachi-no-ki menggambarkan tentang plum, ceri, dan cemara
sebagai pohon-pohon yang ditanam di dalam pot. sobat jogjabotani, pekerjaan
ini dilakukan oleh warga negara pada masa pemerintahan Kamakura. 
Pada masa pemerintahan Kamakura kegemaran akan
tanaman kerdil dalam pot ini mulai menyebar di kalangan atas

dan lambat laun mencakup seluruh lapisan masyarakat.
 
Kemudian selama masa pemerintahan Edo (1615 1867)
pembuatan tanarnan dan tanaman di dalam pot, khususnya
tanarnan hias dan tanarnan yang daunnya berwarna sangat populer
dan berkembang dengan pesat. Namun, perkembangan
bonsai tampak terbatas dan hanya memperlihatkan sedikit ke
majuan, Baru setelah akhir masa pemerintahan Edo, seni bonsai
meningkat kembali terutarna setelah dimunculkan sebagai
pemberi warna dalam memperindah lukisan dan syair dalam
bentuk southerm sung (semacam seni lukis dan seni sastra pada
akhir pemerìntahan Edo).
 

sobat jogjabotani,
Idealisme dan filsafat bonsai telah banyak berubah selama
bertahun-tahun. Bagi bangsa Jepang, bonsai merupakan perpaduan
dan kepercayaan kuno yang kuat dengan filsafat timur
yang merupakan keselarasan antara manusía,jiwa dan alam.
 
Pada tahun 1914 di Tokyo diadakan pameran bonsai yang pertama. 
Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan perhatian masyarakat terhadap 
seni bonsai. Sejak tahun 1934 sampai sekarang pameran yang sifatnya 
tahunan dilaksanakan di museum seni Metropolitan yang 
rnengutamakan hasil karya bonsai-bonsai yang menarik.
sobat jogjabotani, dari sinilah seni bonsai merambah ke penjuru dunia dan juga termasuk Indonesia, 
Bahkan saat ini seni mengkerdilkan pohon (bonsai) tidak hanya menjadi 
milik bangsa Cina ataupun Jepang, melainkan telah menjadi milik seluruh bangsa di dunia.
 
Kriteria Tanaman Bonsai
Tanaman atau pohon yang akan dibuat menjadi bonsai disebut 
dengan bakalan bonsai. Bakalan bonsai berupa tanaman
yang diambil dan alam atau dan hasil perbanyakan, balk biji,
stek, cangkok, okulasi, maupun enten. Darimana pun asalnya,
tanaman yang dimaksud harus memiliki kríteria-kriteria khusus
untuk dapat dijadikan tanaman hias bonsai. Jika kriteria-kriteria
tersebut terpenuhi, tentu tanaman tersebut dapat dijadikan
bonsai yang sempurna. Umumnya, tanaman yang akan dÌbonsai
harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Tanaman dikotil, atau tanaman berkeping dua umumnya
berbentuk pohon yang keras dan berkambium. Jenis ta-
naman inilah yang paling ideal dijadikan bonsai. Tanaman
jenis monokotil (seperti jenis kelapa, bambu, semak dan
perdu) bisa juga dikerdilkan, tetapi disebut dengan bonsai
sejati
.
2. Berumur panjang, pasalnya, bonsai merupakan seni yang
terus tumbuh, sehingga memerlukan tanaman yang bisa
bertahan hidup puluhan bahkan ratusan tahun.
3. Tahan hidup menderita, sebaiknya tahan hujan dan panas.
Selain ¡tu, juga tahan terhadap kondisi wadah yang sempit
dan terbatas. Sebagai bonsai, tanaman harus blasa hidup

terus meskipun jumlah makanan atau nutrisinya sedikit de-
ngan perkembangan akar dan batang yang seadanya.
4. Bentuknya indah secara alami,
sobat jogjabotani, Pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki 
daya tarik atau keindahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya. 
Keindahan tersebut akan semakin menonjol dan proporsional seteIah
mendapatkan perlakuan sesual dengan tata cara pembonsaian 
yang benar.
5. Tahan mendapat perlakuan. Untuk mendapatkan bonsai
yang sempurna, pohon atau bakal bonsai perlu diperlakukan
dengan teknik-teknik tertentu (detraining), misalnya diiris,
dipangkas, dan dililit dengan kawat guna untuk mendapatkan 
bentuk yang sempurna. Contoh tanaman yang
bisa dibuat bonsai diantaranya yaitu Azalea, Pinus, Asam,
Ulmus, Jeruk, Beringin, Bougenvill, Buxus, Sianto, dan lain
sebagainya.
 
 
 
salam budidaya 
jogjabotani 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mari berkomentar dengan bijak dan sopan :)
salam penghijauan, salam budidaya